Rabu, 18 Mei 2011

manajemen ritel

Manajemen Ritel

Dalam membuka Bisnis Retail, orang sering kali di pusingkan oleh masalah pemilihan lokasi yang cocok, bagaimana mendesign tokonya, membuat promosi yang menarik untuk meningkatkan omset, membuat Standard Operating Procedure (SOP), serta memilih software yang bagus dan sesuai dengan perkembangan bisnisnya. Serta memilih lokasi yang terbaik untuk bisnis anda dengan memberikan metode survey yang biasa di gunakan oleh peritel skala International, mendesain toko agar lebih hidup, dan memberi kesan berbeda dengan competitor. Kemudian juga pembuatan layout yang efektif untuk memudahkan konsumen mencari product yang diinginkan, Cara Cerdas (tapi hemat) untuk Launching usaha, dengan membuat Grand Opening yang menarik, serta merancang System Retail Modern termasuk didalamnya System Management Retail.
Memutuskan untuk memulai bisnis retail merupakan kondisi yang sangat tepat saat ini. Dimana pada masa sekarang banyak masyarakat baik golongan menengah maupun bawah yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dan kemudahaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada kenyataannya banyak sekali dijumpai pemilik rumah di pinggir jalan yang menyulap rumahnya untuk menjadi tempat berbisnis seperti kios, toko, minimarket,dll namun belum dikelola secara baik dan benar sehingga tidak jarang usaha tersebut tidak dapat bertahan lama. Tentu saja karena mereka belum memiliki ilmu yang benar bagaimana mengelola dan mengembangkan bisnis retail tersebut. Workshop ini didesain agar para calon pengusaha dapat memulai bisnis sambil mengembangkan usaha menjadi lebih maju.

Lokasi – Lokasi Retail (Penjual Langsung)
Untuk beberapa alasan, lokasi toko sering merupakan keputusan terpenting oleh seorang retailer. Pertama, lokasi merupakan pertimbangan utama dalam pilihan toko customer. Sebagai contoh, ketika memilih dimana anda akan mencuci mobil, anda biasanya akan memilih lokasi yang paling dekat dari rumah atau kantor.
Kedua, keputusan lokasi memiliki kepentingan strategis karena dapat digunakan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif yang terus menerus. Seperti yang dinyatakan pada Bab 6, retailer dapat merubah harga, jasa, dan bermacam-macam barang dalam waktu yang relatif singkat. Namun pengambilan keputusan akan lokasi lebih sulit untuk dirubah, karena retailer harus melakukan investasi tambahan untuk membeli atau mengembangkan real estate, atau membuat perjanjian jangka panjang sewa-menyewa dengan pengembang. Tidak wajar, misalnya bagi suatu toko nasional untuk menyewa tempat dalam 7 – 10 tahun. Karena itu retailer dengan lokasi yang sangat baik memiliki keunggulan strategis yang tidak mudah ditiru kompetitor.
Keputusan lokasi telah menjadi semakin penting sekarang ini. Pertama, karena semakin banyak retailer (khususnya jaringan toko nasional, misalnya Toys 'R' Us, The Gap, dsb.) yang membuka toko di lokasi – lokasi baru, menjadikan lokasi yang lebih baik semakin sulit untuk diperoleh. Masalah ini semakin kompleks ditambah dengan penurunan pertumbahan populasi (di Amerika) dan penurunan pembangunan shopping center yang baru. Sebuah retailer mungkin dapat menemukan tempat yang cocok, namun biaya sewanya mahal, perjanjian sewa yang rumit, dan perlengkapan dan remodeling yang mahal dapat membuat biaya pengeluaran menjadi tinggi.
Bab ini menggambarkan tipe-tipe lokasi yang tersedia bagi retailer dan keunggulan relatif dari masing-masingnya. Kemudian kita pelajari faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan retailer ketika memilih suatu lokasi khusus dalam sebuah shopping center (mall / pusat perbelanjaan). Pada bab berikutnya, topik lokasi berlanjut. Bab 9 menganalisa persoalan dalam memilih wilayah yang sesuai dalam negara dan wilayah perdagangan untuk menempatkan toko-toko retail. (suatu wilayah perdagangan merupakan sebuah sektor geografis yang memuat customer potensial untuk suatu retailer khusus atau sebuah shopping center.) Secara khusus, kita menganalisa permasalahan kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan potensi penjualan untuk sebuah lokasi retail. Informasi berikutnya menjelaskan hal yang sangat penting pada retailer jasa.

Pokok Persoalan Khusus bagi Retailer Jasa
Memiliki lokasi yang baik mungkin lebih penting lagi bagi retailer jasa daripada retailer produk/barang. Bagaimanapun juga, jasa merupakan komoditas yang tidak dapat bertahan lama. Jika ia tidak tersedia ketika customer membutuhkannya karena suatu lokasi yang buruk, maka tidak ada lagi kesempatan kedua. Keunggulan kompetitif akan terus bertambah pada retailer jasa yang mempertahankan lokasi-lokasi yang nyaman.
Pertimbangkan sebagai contohnya, mesin ATM. Beberapa tahun lampau, nasabah masih harus mengambil uang dengan seorang teller dalam jam kerja di sebuah bank. Menariknya banyak orang yang hanya memiliki waktu di pagi hari dimana hampir semua bank masih tutup; ataupun pada malam hari dan akhir pekan. Keberadaan ATM bukan hanya menyelesaikan masalah ini, namun juga mereka diletakkan dengan nyaman pada lokasi-lokasi yang memudahkan nasabah.
Untuk penyedia jasa lainnya, keberadaan lokasi fisik mereka bahkan menjadi tidak penting atau 'maya'. Jasa seperti layanan pengiriman barang UPS atau TIKI bahkan datang kepada customer. Ribuan jasa lainnya menjalankan fungsi mereka di Internet. Sebagai contoh, orang dapat menemukan bantuan penelitian sekolah (lexis-nexis.com/universe), menganalisa penjualan mobil (kbb.com), atau memilih tempat retail (claritas.com).
Tipe-tipe Lokasi Retail
Banyak tipe lokasi tersedia bagi toko-toko retail, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Memilih suatu lokasi khusus melibatkan analisa untung-rugi. Analisa ini secara umum mempertimbangkan biaya dengan nilai dari lokasi khusus bagi retailer. Sebagai contoh, lokasi terbaik bagi minimarket 7-Eleven tidak harus merupakan lokasi terbaik bagi toko khusus Saks Fifth Ave.
Retailer memiliki tiga bentuk dasar lokasi untuk dipilih: Daerah Pusat Bisnis, Shopping Center, atau lokasi Freestanding. Mereka juga dapat memilih kios-kios, yang menjual tempat yang biasa ditemukan di daerah umum mall. Akhirnya retailer dapat mengambil tempat dalam suatu pengembangan campuran. Bagian berikut menjelaskan jenis – jenis lokasi dan kriteria yang ada dalam memilih suatu lokasi khusus.

Daerah Pusat Bisnis merupakan daerah bisnis dalam kota. Karena aktivitas bisnisnya, membuat banyak orang datang ke daerah tersebut. Juga orang harus datang ke daerah tersebut untuk bekerja. Juga merupakan pusat transportasi dan ada banyak pejalan kaki. Akhirnya, daerah pusat bisnis yang paling berhasil adalah dimana ada banyak penduduk yang tinggal di area tersebut.
Namun daerah pusat bisnis memiliki kekurangannya. Masalah keamanan, seperti pengutil, dan masalah parkir sering menjadi kendala. Tingkat kejahatan yang tinggi, kerusakan kota, dan tidak adanya pengendalian akan faktor cuaca dapat mengecilkan minat pembeli. Berbelanja di malam hari dan akhir pekan cenderung lambat / sepi. Juga tidak seperti pada shopping center yang modern, daerah pusat bisnis juga kurang perencanaan. Di satu blok bisa dipenuhi toko-toko butik, namun pada blok lain dipenuhi rumah-rumah kumuh, sehingga konsumen tidak dapat memperoleh cukup retailer yang menarik yang dapat dikunjungi.
Beberapa daerah pusat bisnis juga digentrifikasi, dimana bangunan lama dirubuhkan dan diganti dengan kantor yang baru, pengembangan perumahan, dan retailer-retailer. Kenapa hal ini terjadi?
● Gentrifikasi merupakan perubahan alami dalam retail. Retailer mengikuti customer ke daerah tinggal dan bekerja mereka.
● Pengembang tidak membangun cukup mall, dan sulit menemukan lokasi yang baik pada mall yang berhasil.
● Toko – toko nasional yang berhasil seperti Starbucks dan yang lainnya membutuhkan lokasi tersebut untuk ekspansi mereka.
● Biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan dengan mall.
● Kota – kota memberikan insentif untuk menempatkan toko – toko tersebut pada pusat kota/penduduk. (misalnya di Indonesia : Carrefour)

Banyak kota menggunakan hiburan untuk menarik orang ke lokasi tersebut; misalnya dengan pekan raya kerajinan dan memasak, kereta kuda, dsb.
Gentrifikasi daerah pusat bisnis tidak selalu berhasil. Orang lebih suka pergi ke shopping center yang dekat dengan rumah untuk mendapatkan barang yang sama. Selain itu customer yang berorientasi pada nilai (back to basic) tidak tertarik untuk ke area tersebut karena dipenuhi retailer high-end (mahal).
Sisi lain retail di daerah pusat bisnis adalah peluang yang ada di bagian dalam kota, dimana populasinya tinggi, dan walau pendapatan mereka lebih rendah, namun volume penjualan lebih tinggi, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Operasi yang berhasil pada bagian dalam kota, memerlukan perhatian khusus. Manajemen perlu berkomitmen untuk melakukan inisiatif. Retailer perlu melakukan riset marketing dan analisa real estate sebelum terjun ke pasar. Manajer terbaik yang paling berpengalaman dan sensitif akan masalah budaya harus secara menyeluruh terlibat dalam komunitas. Perlu disusun pencampuran untuk memenuhi kebutuhan dari area.
Proses gentrifikasi di “main street / jalan utama” tampaknya lebih berhasil. “main street” merupakan daerah pusat bisnis yang terletak di area perbelanjaan tradisional di kota kecil atau pinggiran daerah bisnis. Karakteristiknya hampir sama dengan daerah pusat bisnis, namun tingkat biayanya lebih rendah, tidak menarik lebih banyak orang karena lebih sedikit orang yang bekerja di daerah tersebut, tidak memberikan banyak pilihan, dan tidak menawarkan hiburan atau aktifitas rekreasi lainnya.
Main street tidak asing bagi retailer nasional, karena sering banyak customer inti mereka berada di daerah tersebut, para wanita dan pria yang cukup berada yang tinggal dan berbelanja di daerah tersebut.
Dalam beberapa situasi, lokasi main street berjuang untuk mempertahankan keunggulan tradisional mereka terhadap gangguan retailer besar.

Shopping Center. Dari tahun 1950an hingga 1980an, proses retail menurun pada daerah pusat bisnis. Dan timbul kebutuhan akan toko yang dekat dengan rumah. Shopping center yang besar menyediakan berbagai macam hal / barang yang melampaui yang ada pada daerah pusat bisnis. Menggabungkan berbagai toko di satu atap, menciptakan sinergi yang menarik lebih banyak customer. Tidak jarang sebuah toko meningkat penjualannya ketika ada toko pesaing masuk di shopping center yang sama.
Sebuah shopping center merupakan kelompok retail dan perdagangan lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai satu properti tunggal. Dua jenis bentuk utama shopping center adalah strip center dan mall. Strip center biasanya memiliki tempat parkir di depan toko. Mall lebih fokus pada para pejalan kaki. Dimana customer parkir di luar area, dan berjalan ke toko.

Strip Shopping Center. Ada tiga jenis bentuknya: neighborhood center, community center, dan power center. Strip center menawarkan lokasi yang nyaman, tempat parkir yang mudah, dan biaya sewa yang relatif murah.

Neighborhood Center dirancang untuk menyediakan kebutuhan harian customer, biasanya berupa supermarket, toko obat, salon, dan laundry.
Community center menyediakan ruang lingkup yang lebih besar dari neighborhood center, misalnya supermarket, toko obat super, discount department store. Sering juga termasuk off-price store atau category killer yang menjual produk seperti pakaian, barang-barang rumah, mainan, sepatu, makanan hewan, barang elektronik, dab barang olah raga.

Power Center didominasi oleh discount department store, off-price store, club warehouse, atau category killer. Berbeda dengan dua center sebelumnya, sebuah power center sering termasuk beberapa site freestanding (yang tidak terhubungkan) dan dapat hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil khusus. Sedemikian rupa, mereka dapat disusun seperti cluster perkampungan.
Suatu power center merupakan lokasi alami bagi penyewa yang besar, dimana mereka tidak ingin membayar biaya sewa yang besar dari shopping mall.
Shopping Malls memiliki beberapa keunggulan dari lokasi alternatif. Pertama, karena berbagai jenis produk tersedia didalamnya, dan peluang untung mengkombinasikan belanja dengan hiburan, shopping mall telah menjadi Main Street bagi pembelanja saat ini. Orang-orang muda berjalan-jalan dengan teman-temannya, para warga yang lebih tua dengan sepatu Nikenya dapat berolahraga dengan berjalan-jalan berkeliling mall, dan keluarga-keluarga menjadikan perjalanan ke mall sebagai bentuk hiburan yang murah (selama mereka tidak membeli apapun). Untuk meningkatkan pengalaman berbelanja, banyak mall menyediakan makanan dan hiburan.
Keunggulan kedua dari berlokasi di shopping mall adalah campuran penyewa (toko) dapat direncanakan / diatur. Pemilik shopping mall dapat mengatur jumlah jenis retailer sehingga customer mendapatkan pengalaman berbelanja di satu tempat dengan berbagai kelengkapan keragaman produk. Manajer mall juga dapat pencampuran toko, untuk produk belanja biasa dan produk khusus. Dimana misalnya saat seseorang ke mall untuk membeli suatu produk khusus seperti sepatu, mereka dapat tertarik juga terhadap produk lainnya.
Keunggulan ketiga adalah para penyewa tidak perlu khawatir akan lingkungan eksternal. Manajemen mall akan mengatur perawatan lainnya. Juga akan diatur kesamaan dengan toko lainnya, seperti kesamaan jam buka/tutup, dan bahkan kesamaan bentuk tampilan toko (kaca-display).
Walau memiliki banyak keunggulan, mall juga memiliki kekurangannya, misalnya biaya sewa yang lebih tinggi, kadang penyewa tidak menyukai manajer mall yang memiliki kendali atas operasional mereka. Akhirnya, persaingan di dalam shopping center akan sangat tinggi.
Regional Center merupakan bentuk pusat belanja yang menyediakan barang-barang umum (kebanyakan pakaian) dan berbagai jasa tradisional.

Superregional Center, sama seperti regional center, namun memiliki luas yang jauh lebih besar (bisa hingga empat kali luas regional center).

Fashion/Specialty Center utamanya terdiri dari toko-toko pakaian kelas atas, butik, dan toko bingkisan untuk kalangan atas dengan kualitas dan harga yang tinggi. Biasanya tidak perlu didukung oleh toko lainnya, namun dapat ditemani dengan tempat makanan, minuman, ataupun bioskop. Desain fisiknya sangat spesifik, menekankan dekorasi yang kaya dan berkualitas tinggi.
Biasanya fashion/specialty center dapat ditemukan di lokasi dengan tingkat pendapatan yang tinggi, daerah wisata, atau daerah pusat bisnis. Beberapa pusat fashion atau produk khusus ini juga mulai mengembangkan bisnisnya dengan masuk ke mall / shopping center tertentu.

Outlet Center kebanyakan terdiri dari produk-produk pabrik yang menjual brand mereka sendiri, biasanya dengan discount / potongan harga. Beberapa ahli industri juga menyebutnya sebagai value center atau value megamall. Serupa dengan power center, penyusunan tampilan / lokasi bisa dalam bentuk cluster.
Outlet center terus berkembang dari bentuk tradisionalnya hingga bahkan dapat memiliki komponen hiburan yang kuat, seperti teater film dan restoran.
Outlet center diatur sedemikian rupa agar lokasinya tidak terlalu berdekatan dengan toko sejenis di shopping mall, sehingga tidak terjadi masalah terkait khususnya dengan harga.
Masa depan outlet center di Amerika semakin tidak pasti, setelah bertahun-tahun terus meningkat, trend terbaru menunjukkan penurunan. Dari 1988 hingga 1997 jumlah outlet naik tiga kali lipat dari 108 ke 329. pada akhir 1998, hanya ada 301. Penyebab penurunan antara lain bangunan-bangunan yang lokasinya kurang produktif, peningkatan kompetisi, dan tingkat kerumitan konsumen yang semakin meningkat.
Walau ada penurunan pada outlet center di Amerika, popularitasnya meningkat di Jepang dan Eropa. Beberapa orang yakin bahkan outlet center yang buruk pun menghasilkan uang di Eropa. Pada beberapa tempat, harga pakaian harus didiscount 30% dan harga pakaian kelas atas perlu discount 50%. Harga yang murah bukan satu-satunya penggerak ekspansi outlet mall di Eropa, faktor lainnya adalah pengenalan (promosi) brand/merk. Reebok melakukannya, dan di Eropa mereka dapat menghasilkan 60% lebih banyak dari di Amerika.

Theme/Festival Center memiliki ciri khas suatu kesatuan tema yang ditampilkan tiap – tiap toko dalam desain arsitektunya, dan dalam tingkatan tertentu, melalui produk mereka. Biasanya lebih ditujukan pada turis. Dapat didukung dengan restoran dan fasilitas hiburan lainnya. Karena kurangnya toko tradisional dan sering dianggap sebagai sesuatu yang bersifat trend, sering dianggap pelaku industri sebagai sesuatu yang beresiko, dan investasi yang tidak stabil.

Freestanding Site merupakan lokasi retail yang tidak terhubungkan dengan retailer lain sering berdekatan dengan mall. Retailer dengan gudang besar dan hypermarket seringkali menggunakan freestanding. Category killer seperti Toys 'R' Us juga memanfaatkan freestanding. Kelebihannya adalah lokasi mudah dilihat, biaya sewa yang murah, tempat parkir yang luas, tidak ada kompetisi langsung, lebih nyaman bagi customer, lebih sedikit batasan dalam waktu, atau lambang, atau produk, dan mudah diperluas. Kekurangannya yang paling serius adalah kurangnya sinergi dengan toko lainnya. Sebuah retailer di lokasi freestanding harus merupakan tujuan utama bagi customer, ia harus dapat menawarkan sesuatu yang istimewa dari produk, harga, promosi, atau jasanya.
Beberapa retailer melaporkan bahwa toko dengan lokasi pada freestanding menghasilkan lebih baik daripada toko di mall.
Peluang Lokasi Retail Lainnya
Kios merupakan lokasi alternatif di dalam mall. Pengembangan penggunaan campuran (mixed-use) dan lokasi retail non tradisional lainnya juga dibahas pada bagian ini.
Kios merupakan tempat penjualan yang biasa ditemukan di area mall. Relatif tidak mahal dibanding toko biasa. Operator mall harus peka dalam pengaturan kios agar tidak menghalangi suatu toko, tidak sesuai dengan image mall, atau mungkin persaingan tidak sehat dengan produk sejenis.

Pengembangan Mixed-use menggabungkan berbagai penggunaan yang berbeda dalam satu kompleks, termasuk shopping center, menara kantor, hotel, kompleks tempat tinggal, pusat umum, dan pusat rapat. Populer bagi retailer karena membawa tambahan pembelanja pada toko mereka, dan mengoptimalkan funsi tempat dengan produktif.

Lokasi Nontradisional. Retailer dan penyedia jasa juga mencari jalan untuk mengembangkan pasar mereka. Satu area dengan banyak pejalan kaki yang makin populer bagi retail nasional adalah airport / bandara. Bagaimanapun juga, apa cara terbaik untuk menghabiskan waktu menunggu daripada secangkir kopi Starbucks atau mampir di Victoria's Secret? Penjualan di airport bisa tiga hingga empat kali lipat lebih tinggi dari di mall biasa. Namun biaya sewanya minimal 20% lebih tinggi daripada di mall. Juga biayanya dapat lebih tinggi – jam kerja lebih panjang dan karena lokasi biasanya lebih sulit bagi pekerja, maka harus memberikan gaji yang lebih besar. Produk jual terbaik adalah yang berupa hadiah, kebutuhan, dan barang yang mudah dibungkus.

Lokasi dan Strategi Retail

Departemen Store / Pusat Perbelanjaan biasanya berlokasi di daerah pusat bisnis dan regional atau superregional center. Lokasi ini menarik banyak orang karena ukurannya yang besar dan pilihan barangnya yang luas. Memiliki potensi customer yang bekerja di daerah tersebut, lokasi juga merupakan sumber hiburan dan rekreasi. Lokasi mall juga melindungi terhadap lingkungan cuaca, serta memberikan rasa lingkungan yang aman.

Toko Pakaian Khusus juga berusaha mengambil lokasi di daerah pusat bisnis, lingkungan sekitarnya, dan kebanyakan mall, termasuk pusat belanja regional dan superregional, fashion/specialty center dan theme/festival center. Lokasi tersebut populer sama seperti pada departemen store, karena menyediakan jumlah orang yang banyak, menyediakan peluang hiburan dan rekreasi, juga menyediakan keamanan, keseragaman dan waktu panjanga operasional, perlindungan terhadap cuaca, keseimbangan pencampuran penyewa (toko) yang konsisten dengan target pasarnya. Toko pakaian khusus memiliki shopping goods – produk dimana konsumen menghabiskan waktu untuk membandingkan alternatif yang ada. Mall dan daerah pusat bisnis memfasilitasi perilaku belanja seperti ini dengan mengatur beberapa toko dengan jenis barang yang sama sehingga customer dapat membandingkan antar toko.

Category Killer seperti Home Depot, Sports Authority, dan Toys 'R' Us biasanya ditemukan di power center atau lokasi freestanding. Alasannya pertama karena mereka bersaing secara harga, lokasi tersebut berbiaya lebih murah. Kedua akses parkir yang lebih mudah. Yang terakhir, category killer merupakan toko tujuan yang merupakan penarik customer, sehingga tidak penting bila terletak berdampingan dengan toko yang menjual barang sejenis.

Toko Grosir biasanya terletak di neighborhood strip center, memiliki produk dengan harga yang murah, dan lokasinya murah. Memiliki tempat parkir yang luas dan mudah diakses. Orang biasanya tidak mau berjalan jauh hanya untuk berbelanja keperluan harian. Toko grosir memiliki convenience goods – produk dimana konsumen tidak akan menghabiskan waktu untuk mengevaluasinya sebelum membeli, seperti susu dan roti. Kunci sukses lokasi adalah mudah diakses bagi customer. Neighborhood strip center memenuhi kriteria ini.
Kadang kala ada toko wholesale yang lokasinya kurang dekat dengan rumah nasabah, namun memiliki harga yang sangat murah. Konsumen mereka rela mengorbankan waktu dan kenyamanan mereka untuk mendapatkan harga yang lebih murah tersebut. (lokasi => freestanding)
Optical Boutique terletak di lokasi Main Street, walau bukan suatu daerah perdagangan yang besar, atau suatu shopping center, namun sesuai untuk orang yang bekerja dan tinggal di daerah tersebut.
Retailer di Main Street ini menyadari bahwa lokasi mereka kekurangan faktor hiburan dan rekreasi yang ada pada shopping center, sehingga mereka mendukung festival seni dan musik untuk membawa orang ke daerah tersebut.
Toko ini juga menyadari masalah lain berupa perlindungan terhadap cuaca, juga pertimbangan keamanan, namun kebanyakan toko telah tutup di malam hari. Pengaturan toko juga tidak seimbang, toko butik ini berbagi bloknya dengan toko baju bekas, dan sebuah tempat makan yang murah. Yang terakhir adalah masalah tempat parkir yang kurang.
Namun secara umum, lokasi Main Street ini dinilai masih menarik. Biaya sewa dinilai lebih murah dibandingkan dengan shopping mall. Biasanya ada cukup banyak pejalan kaki. Tidak banyak peraturan yang mengatur berbagai hal seperti pada mall. Dan walau ada persaingan sejenis, namun tidak terlalu hebat.

Rabu, 06 April 2011

ANALISIS RETAIL MIX

Strategi Bersaing Hero, Giant dan Carrefour


Bagi Hero, persaingan yang dihadapinya makin lama makin ketat. Celakanya, persaingan itu tidak berimbang. Kenyataan inilah yang mengharuskan Hero menentukan sikap. Manajemen Hero, yang sebelumnya masih wait and see, kini ibarat petarung yang siap mengerek bendera perang tinggi-tinggi. Tekad untuk bertarung sudah dimulai lewat rapat umum pemegang saham Jumat dua pekan silam. Di situ diputuskan untuk tidak membagikan dividen. Keuntungan yang diperoleh tahun lalu akan dipakai sepenuhnya untuk ekspansi usaha. Dalam rangka itu, Hero akan menambah tiga sampai lima outlet (gerai) supermarket dan dua sampai tiga cabang hipermarket Giant dengan dana sekitar Rp 100 miliar. Tampaknya, target utama Hero ialah menjadikan Giant sebagai tumpuan untuk menggenjot pendapatan, sekaligus menantang Carrefour. Carrefour? Kehadiran perusahaan eceran asal Prancis itu bak duri dalam daging bagi banyak perusahaan eceran di Indonesia. Dengan status sebagai hipermarket, mestinya Carrefour tidak diizinkan beroperasi di dalam kota. Tentang ini sudah banyak protes disuarakan. Toh izin bagi Carrefour diberikan juga ketika pemerintahan Habibie masih berkuasa. Nah, sejak itu gerak maju Carrefour nyaris tak terbendung. Hal ini lebih dimungkinkan karena Carrefour mendirikan imperium bisnisnya di pusat kota-seperti di Pasar Festival (Kuningan) atau Ratu Plaza (Senayan), Jakarta. Memang, Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) berkali-kali memprotes Pemerintah Daerah Jakarta. Tapi protes itu tidak digubris. Sementara itu, Carrefour terus saja membangun gerainya di berbagai lokasi strategis. Terakhir, Carrefour membuka cabangnya yang ke-10 di Mal Ambassador, Kuningan, Jakarta, Desember silam. Tampaknya, bagi Hero, sudah tiba masa untuk menantang Carrefour. Pilihan lain memang tak ada. Simaklah laba bersih Hero yang terus menurun selama empat tahun terakhir. Pada 1999, Hero mampu membukukan laba bersih Rp 91 miliar (Rp 14,4 miliar di antaranya berasal dari pembayaran klaim asuransi atas sejumlah gerai Hero yang terbakar). Namun, tahun lalu laba bersih Hero tinggal sepertiganya. Memang, dalam periode 1999 -2002, penjualan Hero terus meningkat. Tapi, pada saat yang sama, biaya operasional juga naik, terutama tarif listrik yang terus menanjak. Sialnya, Hero tak bisa menaikkan harga sembarangan lantaran pesaing seperti Carrefour bisa memasang harga yang jauh lebih rendah. “Persaingan itu yang membuat margin Hero tipis,” kata Rani Sofjan, analis Bahana Securities. Ketua Aprindo, Rudy Sumampouw, mengakui bahwa sulit bagi perusahaan retail biasa untuk menyaingi Carrefour. Menurut dia, Carrefour seharusnya dikategorikan grosir sehingga ia tidak boleh menjual langsung ke konsumen. Sebagai grosir, Carrefour mesti mengikuti pola usaha Makro, yang hanya menjual kepada anggota. Di mana-mana memang begitu aturan mainnya. Tapi, karena skala usaha Carrefour setingkat grosir sedangkan kebebasannya berusaha disamakan dengan retail, tentu saja ia memiliki sejumlah advantage. “Bagaimana mungkin kita bersaing, karena Carrefour memotong mata rantai distribusi yang panjang,” Rudy menjelaskan. Mata rantai distribusi Carrefour (produsen-konsumen) memang jauh lebih pendek ketimbang yang normal (produsen-distributor-pedagang-konsumen). Juru bicara Carrefour, Triyono Projosoesilo, mengakui bahwa harga yang murah menjadi andalan utama perusahaan retail terbesar kedua di dunia setelah Wal-Mart, Amerika Serikat, itu. Agaknya, karena itulah Hero menjajaki apa yang dilakukan Carrefour dengan membangun jaringan hipermarket Giant. Bagi Hero, tak mungkin bertarung melawan Carrefour hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Mata rantainya terang lebih panjang, dan karenanya mustahil mematok harga lebih murah. Dengan Giant, Hero bisa bertarung di ring yang sama. Saat ini, Hero sudah memiliki dua gerai Giant, masing-masing di Tangerang dan Surabaya. Gerai ketiga di Bekasi bakal beroperasi tahun ini. Jika rencana Hero terealisasi, pada tahun depan Hero sudah memiliki enam outlet Giant. Kelak, Giant memang bakal jadi andalan Hero. “Target kita, Giant bisa menyumbang 20 persen pendapatan Hero,” kata Presiden Direktur Hero, Ipung Kurnia, kepada Syakur dari Koran Tempo beberapa waktu lalu. Kini, Hero masih bergantung pada segmen supermarket, yang menyumbang sekitar 80 persen. Tapi, dengan skala usaha yang jauh lebih besar, Giant bakal menggantikan posisi Hero. Ekspansi usaha ini berlangsung mulus karena Hero dan Giant sama-sama dikuasai oleh Dairy Farm International. Di Giant, Dairy menguasai 90 persen saham, sementara di Hero hanya 37 persen. Meskipun demikian, tetap tak mudah menantang Carrefour. Jaringan usaha Carrefour jelas sangat kuat. Di Asia, Carrefour memiliki lebih dari 110 gerai. Bandingkan dengan Giant, yang baru memiliki 13 gerai hipermarket di Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Pada tahun 2001, Carrefour berhasil mencatat penjualan di Asia sekitar lima miliar euro atau sekitar Rp 47 triliun. Dari jumlah itu, delapan gerai Carrefour Indonesia menyumbang penjualan hampir Rp 2 triliun. Bandingkan dengan 66 gerai Hero, yang pada tahun yang sama hanya menghasilkan penjualan sedikit di bawah Rp 2 triliun. Menurut Rudy, dengan beking dana yang sangat besar, Carrefour bisa mengalahkan siapa saja. Padahal yang dihadapi Hero bukan cuma Carrefour, karena masih ada Goro dan Alfa, yang menerapkan model usaha serupa. Goro kini memiliki tiga outlet, sementara Alfa memiliki delapan gerai Alfa Grosir. Di luar itu, Alfa juga punya jaringan supermarket seperti Hero. Saat ini Alfa sudah mengoperasikan 27 gerai dan akan membuka empat gerai pada 2003. Hero dan Alfa juga bertarung di pasar minimarket. Sementara ini, pemenangnya adalah Alfa (lihat, Balik Modalnya Lebih Cepat). Tahun lalu Alfa membukukan penjualan yang lebih tinggi ketimbang Hero, yakni Rp 3,3 triliun, dan laba sedikit di bawah Hero (Rp 30,6 miliar). Menurut analis Danareksa Sekuritas, Yohanes Salim, dengan peta persaingan yang jauh lebih ketat dibanding toko serba ada (department store), Hero memang harus melakukan diversifikasi usaha. “Tanpa itu, Hero akan terus mendapat tekanan dari Carrefour,” kata Yohanes. Dan Rani Sofjan menambahkan, dari kiat-kiat Carrefour terlihat bahwa perusahaan retail terbesar di Eropa yang baru masuk ke Indonesia pada 1998 itu lebih mementingkan strategi memperkuat merek (brand) dan menomorduakan keuntungan. “Dengan cara itu, pangsa pasarnya terus meningkat,” kata Rani. Jadi, medan perang yang dihadapi Hero sangat berat. Alfa pun memilih ke pinggir ketimbang berhadapan langsung dengan Carrefour. “Kami lebih memilih pasar kelas menengah ke bawah daripada bertarung di kelas menengah ke atas,” kata Investor Relation Alfa Retailindo, Shiantaraga, kepada Priandono dari Tempo News Room. Yang pasti, selain menghadapi Carrefour, Hero juga mesti bersaing melawan Alfa dan Goro. Jelas itu bukan pertarungan yang mudah. Sayangnya, manajemen Hero memilih bungkam ketika ditanya soal persaingan tersebut.
BISNIS RETAIL ALFAMART

Alfamart mucul sebagai salah satu alternative tempat berbelanja kebutuhan rumah tangga yang berkembang pesat yang diorganisir secara modern. Strategi bisnis yang diaplikasikan (agakya) mengadopsi Mc. Donaldization.
Bisnis Retail Alfamart mengadopsi prinsip Mc. Donaldization
Mc. Donaldization merupakan teori yang dimunculkan oleh George Ritzer berdasar pada pemikiran-kontemplasinya terhadap pengaruh besar organisasi fastfood terhadap kehidupan budaya dan social. Ray Krock seseorang dibalik berdirinya restoran cepat saji yang paling terasa penaruhnya yakni Mc. Donald. George ritzer mencatatdan menggaris bawahi 4 prinsip utama yang menjadikan Mc. Donald dapat berkembang kilat telur dari pemikiran Ray Krock untuk memajukan bisnis restoran miliknya. 4 prinsip tersebut adalah EFFICIENCY, CALCULABILITY, UNIFORMITY, CONTROL THROUGH AUTOMATION.
Efficiency atau dalam bahasa Indonesia disebut efisien berarti tepat, cepat dan hemat waktu, dan di zaman globalisasi segala sesuatu dituntut serba cepat. efisiensi waktu merupakan prioritas utama bagi masyarakat modern. Waktu bagi mereka adalah modal dan investasi penting dalam persaingan global ini. Semua aspek (tehnologi, ekonomi, politik, social, dll) bergegas berubah agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat global ini. Menjamurnya restoran cepat saji merupakan salah satu contoh masyarakat saat ini lebih memilih segala sesuatu yang instan (cepat). Restoran-restoran yang menyajikan makanan yang menghabiskan waktu lama menjadi kurang diminati oleh masyarakat. Seperti juga beralihnya pilihan masyarakat dari berbelanja kebutuhan rumah tangga sehari- hari dipasar- pasar tradisional menjadi berbelanja cara baru di mini market, super market, dan atau hypermarket.
Kesibukan orang-orang dengan kegiatan meraka sehari-hari, membuat mereka lelah dan menjadikan mereka lebih memilih jalan atau akses yang mudah, cepat dan tidak merepotkan untuk berbelanja. Dan mini market adalah pilihan favorit berbelanja, tempatnya yang strategis dan sangat dekat dengan kompleks rumah tinggal membuat Alfamart banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai lapisan, semua orang hanya butuh sedikit waktu untuk berbelanja, apalagi dengan kemudahan lainnya yang membuat berbelanja di Alfamart semakin cepat seperti display barang yang varian dan modelnya lengkap disusun rapih dilengkapi label harga yang jelas. Dan tempat yang nyaman, menyenangkan Alfamart juga menjadi sarana rekreasi keluarga. Berbeda dengan cara berbelanja lama yang sekarang semakin ditinggalkan, berbelanja dipasar tradisional atau toko kelontong yang jauh dari rumah tinggal, harus melewati jalan yang kotor, becek dan tak nyaman karena harus berdesak bergerombolan dengan banyak orang, selain itu barang yang ditawarkan tidak begitu lengkap, butuh waktu lama untuk menanyakan tersedia atau tidaknya barang yang dibutuhkan, ditambah lagi tambahan waktu untuk menawar harga agar sesuai dengan keinginan pembeli. Jadi, berbelanja di minimarket memang sangat efisien. Ketepatan harga seoerti yang tercntum dalam label price, ketepatan hitungan total belanja dari mesin kasir merupakan diterapkannya prinsip CALCULABILITY atau ketepatan hitungan, prinsip ini juga terwujudkan dalam transaksi pembelian sembako atau buah dengan timbangan digital membuat kita yakin bahwa berat tersebut sesuai tidak seperti di pasar- pasar yang masih menggunakan timbangan lama yang mungkin valid lagi, atau kekhawatiran kecurangan mengurangi timbangan. Diberbagai gerai hampir setiap harga yang ditawarkan sama, seragam, manajerial pelaksanaan penjualan juga sama, pelayanan, fasilitas juga tak jauh berbeda, ini yang berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat untuk memilih Alfamart sebagai arena berbelanja kebutuhan harian, konsep UNIFORMITY yang diterapkan oleh Alfamart dan menjadi salah satu kunci kesuksesan bisnis retail ini.
Satu lagi yang menarik dari Alfamart adalah profil Albi si lebah sebagi ikon Alfamart, yang berkarakter ramah, menyenangkan dan siap membantu siapapun kapanpun, penuh ketulusan, selalu tanggap terhadap perubahan disekitar. Munculnya Albi disetiap acara Alfamart seperti saat pembukaan gerai baru, Albi membagikan topi balon, atau balon Alfamart merupakan salah satu strategi pemasaran dengan memperkuat merek melalui ikon, Alfamart mensosialisasikan, menguatkan merek dengan ikon. Ini yang membuat Alfamart sangat dikenal dengan reputasi dan prestise yang baik, selain gencarnya iklan dan kegiatan- kegiatan Sosial responsibility yang dilakukan baru-baru ini seperti peduli korban merapi, bantuan motor dan sembako ke YKAKI, persatuan bulu tangkis tangkas Alfamart. Ini gambaran CONTROL THROUGH AUTOMATION yang dilakukan. Alfamart menjadikan dirinya bukan hanya merek dagang yang hanya berpikir tentang menaikkan keuntungan bisnis yang sebesar- besarnya, namun Alfamart juga berpikir jauh untuk membuat merek dagang ini bertahan lama dengan melibatkan diri dalam aspek lain selain ekonomi yakni social, pendidikan, serta humanitarian.
Perusahaan dagang yang sudah ada sejak tahun 1989 ini terus berkembang hingga 2009 telah memiliki 3000 gerai cabang. Terus berinovasi agar visinya “menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi pada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan, dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global” . dapat tercapai. visi itu tertejemahkan dengan berkembangnya bisnis waralaba (franchisee) lagi- lagi prinsip- prinsip EFFICIENCY, CALCULABILITY, UNIFORMITY, CONTROL THROUGH AUTOMATION diterapkan.
Penutup
Strategi bisnis organisasi modern seperti Alfamart seharusnya diadopsi juga oleh pedagang- pedagang tradisional, agar kemudahan dunia global tak hanya dinikmati oleh pebisnis modern. Aplikasi prinsip- prinsip kemodernan tanpa harus kehilangan nilai- nilai tradisional yang arif seperti komunikasi personal antar penjual dan pembeli yang menciptakan harmonisasi lingkugan dan nilai- nilai tradisional lainnya,

Kamis, 03 Maret 2011

fenomena bisnis eceran

usaha makanan ringan

Di daerah saya ada pedagang ecaran yang usaha nya di bidang makanan.. usahanya yaitu makanan kecil lainnya.
Usaha ini memeng cukup diminati dari masyarakt kecil dan menengah ke atas.
Pemilik usaha makanan ringan atau makanan kecil ini bernama ibu cucu sumarni.walaupun belum lama menekuni usaha ini , pendapatnnya nya cukup menguntungkan.
Ibu cucu ini mendapat pasokan barang nya dari industri makanan kecil juga yang tak jauh dari sekitar rumah saya.melihat usaha yang di tekuni ibu cucu ini memang banyak pesaing di sekitar rumah saya juga. Tetapi ibu ini memiliki trik atau strategi tersendiri yaitu dengan mengkreditkan bayaran nya.
Makanan yang di jual nya yaitu :
-keripik pangsit
-kacang polong kering
-pilus bantal,keripik singkong pedas dll.


makanan ringan ini cukup banyaki di minati oleh kalangan masyarakat, sebab itu ibu cucu ini memilih bisnis makan kecil ini. Keinginannya untuk kedepannya yaitu membuka cabang baru di daerah yang lainnya.

fenomena bisnis eceran

USAHA NASI UDUK

Usaha nasi uduk memang kelihatannya remeh, tapi sebenarnya jika jeli dalam memandang usaha ini merupakan peluang besar, karena ini bisnis makanan yang semua orang butuh dan pasti merasa lapar. Dan modal yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang usaha bermodal kecil namun memiliki keuntungan besar dapat mencapai 100%. Memang sudah banyak orang yang melakukan usaha ini menjual nasi uduk di warung-warung ataupun di kakilima. Tapi mereka bukanlah saingan kita, sebab kita memiliki target-target pembeli dan pelayanan yang tidak dimiliki oleh pedagang lainnya.
Langkah-langkah dan proses kerja yang dibutuhkan
Kita akan melakukan usaha penjualan nasi uduk yang akan mengadopsi system makanan siap saji yaitu penyajiannya selalu panas tapi tentunya dengan harga yang jauh lebih murah dari makanan siap saji karena target pembelinya adalah kalangan menengah kebawah. Akan disukai oleh kalangan bawah karena murah dan disukai kalangan menengah karena penyajiannya yang baik dan selalu panas sehingga terkesan baru dan bersih dan tentunya rasa dijaga agar tetap sedap. Sebenarnya menjaga penyajian dalam keadaan panas sangat penting. Sebab memang jarang orang yang berusaha dibidang makanan yang melakukannya. Ini peluang bagus, dengan makanan yang panas rasa akan menjadi lebih enak. Juga porsinya harus pas sehingga pembeli tidak terlalu kenyang, ini wajar saja karena harga yang murah sehingga dengan porsi yang tidak terlalu banyak pembeli benar-benar menikmatinya. Kecuali yang benar-benar ingin kenyang , maka akan membeli dua porsi.
Kemudian penjualannya agar menjadi peraktis dan tetap memanjakan pembeli adalah dilakukan di daerah lampu merah yang otomatis merupakan daerah macet pada jam-jam pagi saat semua orang akan berangkat kerja. Diperlukan sebuah gerobak tempat memanaskan masakan yang stand by di dekat lampu merah tersebut. Karena pada awalnya baru pengenalan karena belum ada yang tau, maka target pembelinya adalah orang-orang yang buru-buru kekantor sehingga belum sempat sarapan. Dengan memakan nasi uduk ini mereka (para pembeli) bisa tahan tidak makan sampai waktunya makan siang. Nantinya setelah mereka tau nasi uduk yang kita jual selalu ada di lampu merah, mereka sudah tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan atau sarapan di rumah masing-masing. Mereka akan sengaja sarapan dengan nasi uduk yang kita tawarkan karena lebih menghemat waktu mereka dan lebih peraktis.
Diperlukan seorang tukang masak yang bertugas membeli bahan baku, memasak dan memanaskan nasi uduk agar tetap panas. kemudian diperlukan 2 orang pegawai yang akan keliling dari mobil ke mobil menawarkan nasi uduk dengan penyajian bungkusan yang tetap panas untuk target penjualan 300 bungkus perhari. Setiap setengah jam penjual keliling tadi harus kembali ke gerobak tempat memanaskan masakan untuk mengembalikan sisa yang belum laku untuk dipanaskan, kemudian mengambil yang baru dan panas untuk kembali keliling dijual ke mobil-mobil. Agar menghemat waktu sebelum penjual keliling kembali ke gerobak untuk menukar nasi yang hampir dingin, hendaknya sudah disiapkan nasi yang panas yang akan ditukar, sehingga penjual keliling dapat langsung menukar nasi dingin dengan yang panas dengan cepat. Dengan demikian dijamin pembeli mendapatkan nasi uduk yang panas. Namun pada awal memulai cukup satu orang pegawai saja, setelah pegawai tadi mampu menjual 100 bungkus per hari baru dipekerjakan satu pegawai lagi.
Harus ada nama untuk usaha ini agar mendapat kepercayaan dari pembeli dan tidak terkesan liar. Mungkin dengan menamainya nasi uduk PANAS yang tertulis pada topi pekerja yang keliling menawarkannya. Memakaikan kaus T shirt dan topi yang seragam pada pekerja. Kemudian memberi tulisan nama dan nomer telefon yang dapat dihubungi pada bungkusnya untuk memberikan pelayanan delivery order. Untuk pelayanan delivery order dikenakan biaya pengiriman Rp6.000,- dengan demikian agar supaya para pembeli mengenal dan dapat memesan kapan saja mereka butuh.
Bekerjasama dengan ojek untuk layanan delivery order, ini bertujuan mengurangi beban modal memulai usaha ini. Setelah berjalan dan mendapat keuntungan sesuai target, baru kemudian membeli 1 unit motor untuk delivery order. Bisa juga kemudian berkembang menjadi rumah makan sehingga dapat melayani pembeli yang memesan untuk dimakan di tempat (tapi ini tidak akan dibahas disini).
Untuk tukang masak pada awalnya harus dicoba masakannya sampai didapatkan rasa yang pas untuk kemudian dijaga rasanya agar tetap tidak berubah-ubah. Ini penting untuk mengontrol agar rasa tetap sama. Usahakan rasa sesuai dengan selera umum. Jangan terlalu asin dan jangan manis, karena akan merusak rasa.
Selalu mengawasi kerja para pegawai agar bekerja sesuai rencana dan stand by menerima pesanan lewat telfon untuk pelayanan delivery order.
Berapa modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut :
1- Memesan gerobak yang didesign dengan kompor dan oven memakai gas untuk menjaga makanan tetap panas dengan harga gerobak Rp 3.000.000,- kalau bisa lebih murah untuk mengurangi beban modal.
2- Menyewa tempat berbentuk kos-kosan untuk dijadikan tempat memasak Rp2.500.000,- per tahunnya.
3- Membeli alat-alat masak dan kompornya Rp1.000.000,-
4- Membeli bahan baku untuk 100 bungkus makanan 75 bungkus yang menu telur dan 25 bungkus menu ayam goreng Rp350.000,-
5- Menyiapkan dana cadangan untuk bahan baku sebanyak 100 bungkus lagi untuk persiapan jika habis terjual Rp350.000,-
6- Beli seragam dan topi untuk penjual keliling Rp50.000,-
Total jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah Rp7.250.000,-
Cara mengatur pengupahan pegawai
Untuk upah karyawan yang keliling dari mobil ke mobil diberikan keuntungan Rp500,- per bungkus untuk yang menu telur dan Rp1.000,- per bungkus untuk yang menu ayam. Ini lebih baik dari pada memberi gaji bulanan, sebab dengan cara memberi untung per bungkus akan memacu mereka menjual sebanyak-banyaknya agar mereka mendapatkan upah yang lebih banyak. Semakin banyak yang mereka jual semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Begitu pula dengan tukang masaknya, jangan diberi gaji, tapi diberi upah persenan alias bagi untung. Bagian yang cocok untuk tukang masaknya adalah 30% dari keuntungan. Hal ini dimaksudkan agar tidak memberatkan pemilik modal pada awal-awal usaha karena belum banyak yang laku akan berat jika memakai sistim gaji. Dan agar memicu tukang masak tersebut agar menjaga kelezatan masakannya sehingga makin hari makin banyak yang laku yang akan membuat jatah keuntungan bagiannya bertambah banyak. Sehingga semua pihak akan berusaha meningkatkan hasil penjualan setiap harinya.
Bentuk menu produk
Menu nasi uduk panas ini adalah nasi uduk, mihun goreng, telur dadar di potong-potong memanjang, bawang goreng diatasnya, kerupuk, sambal untuk nasi uduk telur. Dan nasi uduk, mihun goreng, telur dadar dipotong memanjang, ayam goreng, bawang goreng, sambal, kerupuk untuk nasi uduk ayam. Semuanya terbungkus dalam bungkusan polyfoam dan setiap masakan dipisah-pisah (agar dapat dipanasi kembali).
Keuntungan yang dapat dihasilkan dari usaha ini
Rencana harga penjualan perbungkus untuk nasi uduk telur Rp6.000,- dan untuk nasi uduk ayam Rp10.000,-.
Modal bahan yang dihabiskan untuk setiap bungkus nasi uduk telur adalah Rp3.000,- dengan keuntungan Rp3.000,- dikurangi Rp500,- untuk upah penjual jadi untung Rp2.500,- perbungkus dengan harga jual Rp6.000,-. Dan modal bahan baku untuk nasi uduk ayam Rp5.000,- dengan keuntungan Rp5.000,- dikurangi Rp1.000,- untuk upah penjual per bungkusnya jadi keuntungan yang diterima Rp4.000,-
Jika di awal-awal usaha bisa laku terjual 50 bungkus yang nasi uduk telur dan 10 bungkus nasi uduk ayam perhari, maka akan didapatkan keuntungan Rp125.000,- untuk nasi uduk telur dan Rp40.000,- untuk nasi uduk ayam. Jadi total keuntungan jika laku seperti yang disebut diatas adalah Rp165.000,- perhari dikurangi 30% untuk tukang masak adalah Rp165.000,- dikurangi Rp49.500,- sama dengan Rp115.500,- perhari. Dengan demikian penjual akan mendapatkan upah sebesar Rp35.000,-. Sedangkan tukang masak akan mendapatkan Rp49.500,-
Jika mereka menginginkan upah lebih maka mereka harus dapat menambah jumlah penjualan. Secara otomatis semakin banyak yang laku terjual semakin banyak upah yang mereka hasilkan.
Target penjualan (marketing) dan keuntungan
Target yang diinginkan nantinya jika sudah berjalan beberapa bulan adalah, terjualnya dua ratus bungkus nasi uduk telur dan seratus bungkus nasi uduk ayam per harinya. Ini berarti akan menghasilkan keuntungan Rp500.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak sama dengan Rp350.000,- dari nasi uduk telur per hari, dan Rp400.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak menjadi Rp280.000,- dari nasi uduk ayam per hari. Total target keuntungan per hari dari semua penjualan adalah Rp630.000,- perhari. Merupakan keuntungan yang lumayan untuk sebuah usaha yang terlihat sepele. Adapun tukang masak akan mendapatkan untung Rp270.000,- perharinya. Sedangkan penjual keliling akan ditambah menjadi 2 orang jika penjualan mencapai target ini. Dan penjual akan mendapat untung Rp100.000,- per orang setiap harinya. Itu baru dari hasil penjualan di lampu merah, belum dihitung dari hasil penjualan deliveri order.
Target yang diinginkan dari penjualan deliveri order adalah 100 bungkus per hari. Untuk nasi uduk telur 50 bungkus, untuk nasi uduk ayam 50 bungkus. Keuntungan dari penjualan delivery order tidak dikurangi upah penjual keliling. Jadi keuntungan yang dapat dihasilkan dari target penjualan diatas per hari adalah 50 bungkus nasi uduk ayam dikali Rp5.000,- sama dengan Rp250.000,- ditambah 50 bungkus nasi uduk telur dikali Rp3000 sama dengan Rp150.000,-, total Rp400.000,- dikurangi 30% upah tukang masak Rp120.000,- sama dengan Rp280.000,- per hari.
Target ini bukan mustahil kalau dilihat dari jumlah kendaraan yang macet di setiap lampu merah di pagi hari jam berangkat kerja. Pada jam-jam macet, sekali lampu merah menyala ada sekitar seratus mobil minimal yang berhenti. Mungkin selama tiga jam macet di pagi hari terdapat kurang lebih 500 kendaraan yang lewat dan ini adalah pasar yang bagus.
Penutup
Usaha nasi uduk ini terlihat kecil dan sepele, namun jika dikerjakan dengan tekun dan benar dapat menghasilkan keuntungan yang bagus. Setelah semua rencana usaha tadi dilaksanakan dengan tekun dan semangat, selanjutnya berdoa dan tawakkal agar semua urusannya lancar dan semua rencana berjalan sesuai sehingga mendapatkan hasil yang berlimpah dan berkat insyaAllah!

Selasa, 11 Januari 2011

USAHA KERIPIK SINGKONG

USAHA KERIPIK SINGKONG

Kebutuhan terhadap produk keripik singkong masih cukup besar, pangsa pasarnya masih cukup luas dan beragam. Kalau Anda menjualnya dengan gerobak dorong tentunya sasarannya adalah masyarakat menengah ke bawah, namun bila Anda mengemasnya dengan baik tentunya Anda bisa menentukan target pasar menengah ke atas.

Apalagi kalau Anda punya sepuluh gerobak dorong untuk berusaha, Anda bisa menjadi juragan usaha keripik singkong. Tetapi, untuk memulai sebuah usaha mulailah yang kecil dulu, selami dan pahami karakteristik usaha keripik singkong. Kalau tidak punya gerobak dorong, mulailah dari rumah Anda sendiri, kenalkan produk Anda ke teman-teman dekat, tetangga-tetangga Anda, seluruh tetangga di kampung, tentunya mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli produk keripik singkong Anda disamping Anda harus menyediakan ‘tester’ sebagai ‘cicip-cicip’.

Nah, kalau produk Anda diterima mulailah untuk menitipkan produk Anda ke toko-toko, bisa swalayan, supermarket, atau toko khusus pusat oleh-oleh di kota Anda. Tentunya, Anda harus mengemasnya dengan baik dan diberi merek. Namun adakalanya toko pusat oleh-oleh hanya mau menerima kemasan kosongan tanpa merek dan merek atau labelnya akan diberi sendiri oleh toko tersebut. Tidak masalah, sepanjang Anda tidak dirugikan dan keuntungan yang Anda harapkan terpenuhi.

Di samping itu pusat oleh-oleh biasanya sudah punya surat ijin produksi atau ijin lainnya dari instansi terkait dan Anda tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya. Tetapi lebih baik Anda harus mengurus ijin apabila Anda memberi kemasan pada produk Anda, biar produk Anda tidak dikatakan ilegal.
Bagaimana kalau dijual pakai gerobak dorong? Lazimnya ya harus mengurus ijin lebih dulu, karena biaya perijinan untuk pemula memang agak berat, tidak mahal sebenarnya untuk mengurus perijinan, sambil produksi Anda bisa menanyakan ke dinas industri kecil atau ke instansi terkait lainnya.

Sebagai langkah awal untuk memulai usaha keripik singkong adalah siapkan singkong yang telah dikupas dan dicuci bersih, dipotong bulat tipis-tipis. Rendam irisan tersebut dalam air kapurselama sekitar 1 sampai 4 jam untuk memperoleh kualitas keripik yang lunak dan renyah. Anda bisa melakukan percobaan dengan beberapa variasi lama perendaman, karena air kapur akan mempengaruhi tekstur dari keripik singkong. Untuk memberi rasa asin bisa diberi garam.

Setelah perendaman ditiriskan sejenak dan mulailah menggoreng. Paling bagus jika minyaknya benar-benar mendidih dengan api yang sedang. Pakailah minyak goreng yang banyak sehingga irisan singkong terendam dalam minyak goreng. Bila sudah kekuningan lantas diangkat.

Dari tahap ini Anda bisa memberi rasa lain terhadap keripik singkong Anda, keripik singkong rasa manis, rasa balado, rasa itali, atau rasa lainnya yang menurut Anda benar-benar bisa berbeda dengan produk keripik singkong lainnya. Lebih baik rasanya disesuaikan dengan dari daerah Anda sendiri, karena itu bisa membuat perbedaan. Untuk kemasan keripik singkong, Anda bisa menggunakan kantong plastik yang di desain dengan menarik, untuk melekatkan kantong plastiknya bisa digunakan hand sealer , alat pengemas plastik.
Mengenai harga, Anda bisa survey harga ke pasar dan toko-toko terdekat, saat ini harga keripik singkong di pasaran per kemasan bervariasi dari Rp. 2.500,- hingga Rp. 5.000,-, tergantung dari target pasarnya.

BISNIS SNACK DAN KUE

BISNIS SNACK DAN KUE

Bagi Anda yang ingin memulai usaha atau ibu-ibu yang berkeinginan membantu suami menambah penghasilan, mengembangkan usaha dari rumah sendiri bisa jadi pilihan yang paling tepat. Di jaman krisis ekonomi ketika banyak terjadi PHK dan pendapatan keluarga yang semakin menurun, alternatif membuka usaha merupakan jalan keluar yang paling pas.
Usaha rumahan merupakan usaha yang dilakukan di rumah sendiri. Skala usaha kecil atau mikro yang tentu saja biasanya dikelola perorangan atau keluarga. Usaha kecil rumah menjadi solusi tepat bagi beberapa orang. Usaha ini sangat banyak sekali macamnya. Yang paling mudah dilakukan adalah membuka usaha rumahan snack dan kue dari dapur.
Dengan modal yang sangat terjangkau usaha ini bisa dimulai. Bahkan dengan modal dengkul pun menjual snack dan kue bisa dilakukan. Dengan uang seratus ribu rupiah misalnya Anda bisa membuat cilot dan menjualnya di depan sekolah. Dengan modal terbatas Anda menjual burger orang lain untuk dijajakan di rumah misalnya. Begitu laku Anda membayarnya. Begitu kecil modal yang dibutuhkan. Modal kecil karena usaha dari rumah biasanya dilakukan secara bertahap dari kecil lalu bertahap ke skala besar.

Usaha ini relatif tidak membutuhkan mesin atau peralatan canggih. Dengan peralatan dapur yang dimiliki sudah bisa menjual makanan ini. Jadi dana investasi bisa ditekan, bahkan Anda tidak perlu melakukan investasi terlebih dahulu. Cukup dengan wajan penggorengan, kompor serta panci yang dimiliki di dapur, Anda sudah bisa menjadi pengusaha rempeyek, kerupuk kemasan atau kacang telur.
Usaha snack dan kue sangat mudah dan praktis untuk dilakukan. Anda tidak perlu memiliki keahlian khusus untuk membuka usaha ini. Memasak sangat mudah dilakukan oleh siapapun bahkan bukan ahli masakpun usaha kue dan snack bisa dikembangkan. Jika ingin ahli, tersedia aneka buku resep dan kursus masak yang mengajarkan cara tepat membuat snack dan kue.
Pangsa pasar snack dan kue termasuk besar. Orang Indonesia memiliki kebiasaan ngemil yang dilakukan untuk disaat senggang, santai atau menunggu waktu makan. Minum teh atau pesta pasti menyuguhkan kue dan snack sebagai pengisi makanan. Kehadiran snack dan kue dalam banyak kesempatan merupakan potensi pasar yang luar biasa. Orang tetap butuh klappertart untuk arisan, butuh pisang goreng untuk teman minum teh sore hari, makan keripik singkong saat menunggu bis, anak-anak sekolah mengisi perut dengan aneka snack saat istirahat. Begitu besar pasar snack dan kue karena makanan ini banyak dikonsumsi dalam berbagai kesempatan.
Usaha snack dan kue dari dapur merupakan salah satu usaha yang sangat kecil resikonya. Bahkan boleh dikatakan jika snack dan kue tidak laku bisa dimakan sendiri. Resiko terbesar pada kue basah atau segar yang mudah basi. Sedang untuk snack dan kue kering yang awet bisa bertahan beberapa bulan sehingga masih relatif aman untuk dijual hari berikutnya.
Usaha snack dan kue dari rumahan tidak bisa dianggap remeh karena skala usahanya kecil. Meski demikian, keuntungan snack dan kue rumahan termasuk besar. Beberapa jenis kue khusus yang enak dan mahal bisa mendapatkan keuntungan besar 45%. Untuk kue dan snack dengan persaingan ketat keuntungan berkisar antara 20-25%. Kue dan snack semakin tinggi untungnya jika dikemas menarik dan cantik.

USAHA COKLAT

USAHA COKLAT



Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu ditanyakan lagi. Segala menu makanan maupun minuman yang menggunakan cokelat, banyak digemari masyarakat dan selalu laris manis dipasaran. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang, sehingga mereka memilih cokelat sebagai usaha baru yang cukup menguntungkan.
Walaupun sudah banyak produk cokelat import yang beredar dipasaran, namun produk cokelat dalam negeri yang dibentuk dengan cetakan unik dan menarik berhasil merebut hati masyarakat luas. Dengan menawarkan produk cokelat yang dikreasikan seunik mungkin dan dikemas menggunakan kemasan yang menarik, Andapun bisa bersaing dengan cokelat-cokelat import yang selama ini menguasai pasar.
Konsumen
Sebagian besar masyarakat menyukai makanan manis ini, bukan hanya anak-anak saja. Tapi cokelat juga disukai oleh anak muda, orang dewasa sampai orang tua, baik pria maupun wanita. Bukan hanya itu saja, saat ini cokelat banyak digunakan sebagai souvenir atau bingkisan dihari-hari special (contohnya saat perayaan hari besar agama, ulang tahun, dll). Melihat banyaknya peminat cokelat dan luasnya potensi pasar, maka tak salah lagi bila Anda menjadikan cokelat sebagai peluang usaha baru.
Info bisnis
Untuk menjalankan peluang bisnis ini tidaklah sulit, yang perlu dipersiapkan adalah modal. Beberapa modal yang dibutuhkan antara lain, bahan baku cokelat yang berkualitas dan peralatan untuk memproduksi cokelat. Selain itu kemauan dan ketrampilan untuk mengkreasikan cokelat, juga menjadi modal utama yang wajib Anda miliki.
Secara garis besar, proses produksi cokelat sangatlah mudah. Biasanya pelaku usaha menggunakan jenis dark cokelat, white cokelat, dan cokelat susu, sebagai bahan bakunya. Proses pembuatan kreasi cokelat dimulai dari mengencerkan cokelat dengan cara ditim, selanjutnya cokelat yang sudah encer dimasukan kedalam berbagai cetakan unik yang telah disiapkan. Untuk membekukannya, Anda bisa memasukan cokelat-cokelat ke dalam almari es selama 15 menit. Dan agar produk Anda semakin cantik dan menarik, Anda juga bisa menambahkan pewarna makanan dan aroma rasa tertentu pada cokelat yang Anda produksi. Misalnya saja rasa stroberi, anggur, lemon, dan mint. Yang terakhir, kemas cokelat dengan kemasan produk yang unik, seperti toples berbentuk hati, bunga, kotak, dan dilengkapi dengan hiasan pita.
Kelebihan bisnis
Bisnis cokelat cocok dijadikan sebagai peluang usaha baru, sebab semakin hari peminat cokelat terus meningkat. Sehingga peluang pasarnya juga semakin besar. Proses produksi cokelat juga relative mudah, jadi semua orang bisa mencoba bisnis ini. Disamping itu bisnis cokelat juga tidak membutuhkan modal besar, sebagai alternatif skala industri rumahan Anda bisa menggunakan peralatan produksi dengan alat rumah tangga yang ada dirumah.
Kekurangan bisnis
Meski usaha kreasi cokelat ini masih terbilang baru, namun persaingan pasarnya sudah sangat ketat. Ditambah lagi banyak produk cokelat dari luar negeri yang sudah beredar dipasaran, sehingga dibutuhkan inovasi baru untuk memenangkan persaingan pasar. Kendala lainnya yaitu persediaan bahan baku dengan kualitas baik yang masih sangat kurang.
Pemasaran
Untuk mengenalkan usaha baru, Anda bisa menggunakan strategi pemasaran melalui pameran-pameran yang sering diadakan di kota Anda. Selain itu pemasaran juga bisa dilakukan dengan menitipkan produk cokelat tersebut di toko-toko kue, atau di supermarket yang ada di sekitar Anda. Bila perlu buatlah brosur atau pamflet untuk produk cokelat Anda, cantumkan pula layanan terima pesanan sesuai keinginan konsumen. Agar konsumen tertarik dan berminat membeli cokelat Anda.
Penggunaan teknologi seperti internet, juga bisa membantu Anda untuk mengenalkan produk kreasi cokelat hingga berbagai daerah. Pemasaran online yang bisa digunakan antara lain membuat website atau blog untuk membuka toko online tentang cokelat. Sehingga Anda dapat menjangkau peluang pasar yang lebih luas.
Kunci sukses
Kesuksesan usaha baru ini terletak pada kreativitas dan inovasi produk yang ditawarkan. Dengan menciptakan cokelat dengan aneka bentuk dan rasa, maka minat konsumen akan semakin meningkat. Untuk itu tingkatkan kemampuan Anda untuk menciptakan aneka cokelat yang unik dan tidak kalah enak dengan cokelat impor. Selain itu berikan harga yang bersaing dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Agar produk Anda bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Analisa Ekonomi

Modal awal
Peralatan masak (loyang,cetakan cokelat, panci,dll)Rp 600.000,00
Kompor gas + tabung gas 3 kg Rp 350.000,00
Perlengkapan (toples,plastik kemasan, pita,dll) Rp 200.000,00
Bahan baku (cokelat, pewarna makanan, dll) Rp 1.500.000,00 +
Total Rp 2.650.000,00
Peralatan masak dan kompor gas mengalami penyusutan, setelah pemakaian tiga tahun.
Penyusutan per bulan = (1/36 bulan x Rp 950.000,00) = Rp 26.800,00

Omset per bulan
Kemasan toples : 3 toples x @Rp 35.000,00 x 30 hr = Rp 3.150.000,00
Kemasan bungkus : 300 bungkus x @ Rp 1.000,00 = Rp 300.000,00 +
Total Rp 3.450.000,00

Biaya operasional per bulan
Bahan baku per bulan Rp 1.500.000,00
Perlengkapan kemasan cokelat Rp 200.000,00
Listrik dan telepon Rp 200.000,00
Biaya promosi (biaya internet, brosur,dll) Rp 300.000,00
Transportasi Rp 150.000,00
Biaya penyusutan Rp 26.800,00 +
Total Rp 2.376.800,00

Laba / rugi per bulan
Rp 3.450.000,00 - Rp 2.376.800,00 = Rp 1.073.200,00

BEP
(modal awal : laba per bulan) = 2,5 bulan